Selasa, 02 Oktober 2012

BISNIS TIDAK BERETIKA

BISNIS TIDAK BERETIKA Etika adalah aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyarakat baik itu perilaku “baik” maupun “buruk”.. Sedangkan etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman bagi manajer dan karyawan dalam pengambilan keputusan maupun dalam menjalankan bisnis yang beretika.. Etika bisnis sangat penting karena diperlukan untuk mencapai kesuksesan jangka panjang dalam sebuah bisnis..terutama dalam era kompetisi yang ketat sekarang ini..reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis merupakan sebuah keuntungan yang kompetitif yang sulit ditiru.. Sekarang ini banyak bisnis yang tidak beretika terutama dalam hal promotion..contohnya yang ramai sekarang ini adalah bisnis dalam bidang telekomunikasi..kita ambil dua merk yaitu “As” dan “XL” Provider seluler “As” selalu menyindir provider “XL” dalam hal promotion iklan..dimulai dari keluarnya Sule dari kontrak XL ke As..provider yang satu ini menyindir provider XL karena dipikir menipu konsumen..hal seperti ini tidak beretika..kalian bisa lihat video-video di bawah ini.. Bahkan sekarang industry minuman juga sudah mulai mengikuti jejak bisnis provider tadi..seperti iklan “E-Juss Ginseng Anggur” yang menyindir “Kuku Bima”.. Hal tersebut tidak beretika..karena sebenarnya salah satu criteria iklan yang baik adalah dapat menarik perhatian konsumen tapi tidak dengan menjatuhkan merk lain.. Bisnis yang tidak beretika tidak hanya dilihat dari hal promotionnya aja..tapi juga bisa dari produk itu sendiri..seperti kasus lumpur lapindo dan produk anti nyamuk HIT yang diketahui menggunakan bahan berbahaya yang dapat menyebabkan kanker yang sudah dilarang penggunaannya sejak tahun 2004. Dalam kasus PT. Lapindo Brantas, para penduduk yang menjadi korban bencana lumpur lapindo banyak yang dilarikan ke rumah sakit karena keracunan gas..dan bahkan mereka harus pindah rumah..rugi besar yang dialami para korban masih belum dapat diatasi oleh PT. Lapindo..walaupun Aburizal Bakrie sudah mencoba untuk membayar ganti rugi tapi tetap saja masih ada anggapan bahwa mereka lebih mementingkan asset-asset mereka daripada kondisi lingkungan dan masyarakat disekitar lokasi bencana..bahkan berita yang terbaru terdapat sumber-sumber gas baru yang muncul dipekarangan rumah warga yang justru dimanfaatkan warga untuk keperluan memasak..padahal hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan mereka.. Kemudian dalam kasus obat anti nyamuk HIT..dulu kan sempat ada isu kalau produk ini menggunakan bahan pestisida berbahaya..walaupun produsen sudah meminta maaf dan berjanji akan menarik produknya..ada kesan kalau permintaan maaf itu hanya klise..karena pada tahun 2005 saja produk tersebut masih beredar…sampai sekarang malah..tapi yang sekarang mungkin sudah tidak menggunakan bahan berbahaya itu lagi..[ tapi saya sendiri konsumen HIT hehehe..abis merk yg lain kurang ampuh menurut saya #nopromotionjustcomment ] Banyak sebenernya kalau dilihat dari segi produk bisnis yang tidak beretika..mulai dari bahan formalin pada pembuatan tahu bahkan pengawetan hewan laut..pembuatan terasi yang menggunakan bahan yang sudah berbelatung..ayam tiren [mati kemaren]..penggunaan pewarna tekstil untuk makanan..dan masih banyak lagi.. Hal-hal yang seperti itu dilakukan produsen intinya untuk mendapatkan laba yang lebih besar..tapi caranya itu yang tidak baik..tidak beretika..tapi malah merugikan konsumen.. Salah satu kasus yang sering dijadikan contoh yang baik adalah produk Johnson & Johnson (J&J) dalam menangani kasus keracunan Tylenol than 1982..pada kasus itu 7orang mati secara misterius setelah mengkonsumsi Tylenol di Chicago..setelah diselidiki ternyata Tylenol itu mengandung racun sianida. Meski penyelidikan masih dilakukan guna mengetahui pihak yang bertanggung jawab..J&J segera menarik 31juta botol Tylenol di pasaran dan mengumumkan agar konsumen berhenti mengkonsumsi produk itu hingga pengumuman lebih lanjut..J&J bekerja sama dengan polisi..FBI dan FDA menyelidiki kasus itu..hasilnya membuktikan keracunan itu disebabkan oleh pihak lain yang memasukkan sianida ke botol-botol Tylenol.. Biaya yang dikeluarkan J&J dalam kasus itu lebih dari 100juta dollar AS..namun karena kesigapan dan tanggung jawab yang mereka tunjukkan..perusahaan itu berhasil membangun reputasi bagus dan masih dipercaya hingga kini..begitu kasus itu terselesaikan..Tylenol kembali diluncurkan di pasaran dengan penutup yang lebih aman dan produk itu bahkan menjadi market leader di Amerika Serikat.. Secara jangka panjang filosofi J&J yang meletakkan keselamatan konsumen di atas kepentingan perusahaan berbuah menjadi keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan.. Semoga saja bisnis-bisnis di Indonesia dapat meniru filososi J&J tersebut..tidak hanya memikirkan laba saja tapi juga keselamatan dan kenyamanan konsumennya.. Sumber : Anderson Guntur Komenaung. Etika dalam Bisnis. Fakultas Ekonomi dan Magister Ekonomi Pembangunan. Universitas Sam Ratulangi. Manado http://trisetyarso.wordpress.com/2008/03/26/bisnis-tak-beretika-para-mobile-operator/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar