Senin, 09 Mei 2011

ketahanan nasional

Ketahanan nasional Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi. Tannas berisi ketangguhan dan
keuletan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasionaldalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan baik yang datang dari dalam maupun dari luar negeri dan untuk menjamin identitas integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendukung perwujudan ketahanan pangan nasional melalui sinergi antar BUMN dan BUMN dengan Petani melalui "Gerakan Produksi Pangan dengan sistem Korporasi (GPPK)" untuk memproduksi bahan pangan terdiri dari padi, jagung, kedelai, daging dan gula.
Program GPPK ini akan dimulai pada Mei 2011 dan secara berkelanjutan. Tujuan program ini mendorong peningkatan produktivitas padi, jagung dan kedele pada tingkat yang optimal melalui penyediaan paket teknologi, modal, sarana produksi sesuai dengan kalender tanam dan jaminan harga serta pembelian hasil. Selain itu, juga mendorong peningkatan produktifitas dan kualitas melalui rehabilitasi dan optimalisasi kapasitas pabrik gula, serta menyediakan bibit unggul sapi.

Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar menuturkan, adapun manfaat program ini dalam rangka implementasi visi BUMN sebagai instrumen kesejahteraan melalui sistem korporasi. Selain itu, meningkatkan kapasitas petani dalam pengelolaan usaha tani melalui pendekatan korporasi dan bertambahnya pendapatan petani, bertambahnya kapasitas produksi pangan nasional dan aktifitas ekonomi pedesaan. Dengan program ini diharapkan dapat menekan inflasi. " BUMN ingin memperkuat sinergi BUMN pangan untuk memback up Menteri Pertanian dalam meningkatkan produksi pangan, apakah itu benih,pupuk, irigasi ikut digabung untuk bersama-sama memperkuat pertanian, " tutur Mustafa, Senin (9/5).

Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam program ini untuk tanaman padi, jagung, dan kedelai. Lokasi program GPPK untuk komoditas padi, jagung dan kedelai pada 2011 difokuskan di wilayah yang belum atau tidak terdapat program intensifikasi yang dilaksanakan Kementerian Pertanian. Pelaksanaan utama program GPPK yaitu PT Pertani, PT Sang Hyang Seri dan PT Pusri. Sementara itu, sumber pembiayaan untuk pelaksanaan program GPPK ditargetkan dari program Kemitraan dan Bina Lingkungan, kredit ketahanan pangan dan energi serta sumber pembiayaan lain dengan tingkat suku bunga yang rendah. "Pembiayaan akan mix tergantung pada sasaran atau prasarana APBN, Departemen Pertanian, dari BUMN melibatkan CSR PKBL, dan kombinasi fasilitas kredit dari KUR, " ujar Mustafa.

Pendanaan untuk program ini sebesar Rp4,1 triliun. Mustafa mengatakan, anggaran dana yang disiapkan sebesar Rp1,3 triliun-Rp1,5 triliun pada 2011 untuk program ini.

Dengan menerapkan pola intensifikasi maka diharapkan pada 2011 akan dihasilkan minimal 3,725 juta ton GKP atau menambah produksi minimal 0,56 juta ton, 1,50 juta ton jagung pipilan kering dan 0,06 juta ton kedelai. Kontribusi terhadap produksi dan produktivitas pangan nasional diharapkan meningkat hingga 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar